Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Belumlah Selesai

Malam itu aku mulai menanam kasih padamu. Menelan semua rasa yang ada sebelumnya padaku. Wahai wanitaku aku jatuh cinta padamu. Biarkan bibit bahagi itu tertanam di ujung pertemuanku denganmu. Aku pernah kalah dalam pertempuran. Mati dalam ketiadaan. Dan dibunuh oleh kenyataan. Tapi kali ini aku ingin hidup dan mati bersamamu. Setalah pertemuanku denganmu banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu. Tentang bunga yang ku tanam untukmu. Tentang selembar pusi yang ku tulis untukmu. dan tentang pesan yang tak satupun orang tau. Memang kita selalu punya rencana tapi tuhan punya andil atas segalanya. Aku tak berharap banyak pada kasih yang ku tanam di ujung pilu untukmu. Karena aku hampir mati dikoyak-koyak rindu. Wahai perempuanku, racunilah aku. Puisi ini belumlah selesai ku tuliskan untukmu. Akan tetapi bahagia ku tak mampu ku jelaskan padamu. Aku hanyalah satu dari banyak angin yang ikut membelai indah cintamu. Tapi ketahuilah aku tidak akan

Postingan Terbaru

Hal-hal dalam Hidup

Oktober

Seniman di Kebun Kopi

Kenapa Bisa Marginal?

Dua Wajah Lama untuk Indonesia Lima Tahun Kedepan.

“Urbanisasi dan Surat untuk Ibu Kota”

"Gadih" Malang

Hujan di Tanah Bundo Kandung

"Bujang Gila"

Hangat-Hangat Tahi Ayam "Angek Angek Cirik Ayam"